bismilah semoga HT .
mumpung lagi booming masalah penghapusan tukang parkir di area indomaret dan alfamaret, ane mencoba mengemis recehan dari thread yang tidak terlalu penting bagi kelangsungan bernegara ini.
Tukang parkir menurut wikipedia


menurut saya gan, yang bodoh ini emag seharusnya hanya satu sistem yang salah di zaman moderen ini. yaitu : EKONOMI
tapi kita coba dulu keluar dari realita kenyataan hidup kita ini, dengan mempertimbangkan kemajuan era moderen yang lebih mudah dan serba praktis.
makanya kita harus memakai pendekatan flsafat kasualitas atau sebab akibat, karna meskipun ane benci sekali dengan tukang parkir karna tidak memberikan sumbangsih kepada NEGARA . kita kaji kenapa di indonesia ini begitu banyak tukang parkir yang meresahkan ini.
1. premis pertama
tukang parkir adalah refleksi dari kegilaan zaman yang sudah tidak bersahabat lagi dengan keberadaan manusia.
jadi kita runtut gini gan, tukang parkir emang strata sosialnya sangat rendah di masyarakat. gak ada satupun manusia di indonesia yang ketika hidup pengen jadi tukang parkir. lalu kenapa kerjaan yang serendah itu derajatnya tetap ada manusia yang menjalankan profesi kang parkir . ya sangat klasik sekali "karna ada duitnya" dan sebenarnya seberapa penting duit itu di kehidupan zaman sekarang.
Duit itu tidak terlalu penting, sama sekali tidak. bahkan cuma selembar kertas yang di cetak oleh organisasi tertentu. tapi dengan duit manusia bisa makan gan, jadi premis pertama dari tulisan ini adalah karna manusia butuh makan
Bahkan seringkalinya. Orang – orang yang sudah sampai pada derajat sukses sering bilang bahwa duit itu tidak terlalu penting, tetapi valeu dari dirimu sehingga menghasilkan prestgle yang membuat orang mau membayarmu.
Tapi kutipan di atas mengandung cacat logika,
Jika kita tersesat di tengah gurun dan gak ada air sama sekali, bahkan air kencing saja kita konsumsi hanya sekedar untuk hidup kan !
memangnya tukang parkir sengaja dan dengan waras memilih jalan hidupnya untuk menjadi beban masyarakat, sudah jelas kalo ada pekerjaan yang lebih layak dia tidak bakal memilih berprofesi sebagai tukang parkir
Tapi kita coba untuk membuat jalan keluar dari segala persoalan ini ,
1. Pilihan pertama adalah Menegakan kebijakan dengan menertibkan semua tukang parkir di indonesia, tapi apakah ini tidak malah menjadikan penjahat baru di jalanan.
Seberapa mampukah pemerintah menalar keberbutuhan mereka soal “makan” di zaman yang penuh dengan kepraktisan ini.
2. Pilihan kedua adalah menyediakan mata pencarian lain . tapi saya agak ragu dengan pilihan ini karna ada cacat logika antara profesi tukang parkir yang memang tidak punya pristgle untuk di bekerjakan di bilang lain, seperti managemet investasi, surveyor lapangan pra pembangunan, atau staf akuntan biasa. Coba pikirkan dengan nalar yang sehat, jika mereka di berdayakan di tempat lain apakah bisa ?
3. Pilihan terakhir menurut ane sendiri adalah yang paling optimal,
Di bunuh saja, juga berlaku pada segenap oknum – oknum yang meresahkan lainya. Kalo kita mau menalar pada pikiran yang sehat. Apa kegunaan masyarakat yang tidak mau survive , ketertinggalan mereka dalam menjemput rezki di zaman yang serba mudah itu adalah bentuk daripada manivestasi rantai makanan yang memang sudah belaku sejak zaman pra sejarah.
Jadi menurut ane negara yang aman dan damai adalah negara yang tidak aman , seperti korea utara dan indonesia pada zaman pak harto. Di mana-mana dan di agama apapun semua memang menuju pada satu tujuan yang sama, “kedamaian” . tapi emang manusia selalu mencari enaknya sendiri sehingga merugikan orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri.
dan dalam kejadian serumit apapun di tengah - tengah masyarakat tetap ada bajingan dan bandit semacam tukang parkir ini, karna memang itu fitrah manusia yang hidup untuk memanivestasikan dirinya sebagai makhluk yang egois. Jadi kalo rakyat mau damai , pilihlah hukuman yang berat sehingga menciptakan ketakutan agar masyarakat DISIPLIN .
ini hanya opini ts , soalnya ane orangya emang Tegaan dalam kerjaan

jangan di bully, ayok kita diskusi secara logis dan dapat di pahami dengan akal
0 Response to "memandang prespektif tukang parkir dengan lebih luas"
Posting Komentar